Langsung ke konten utama

Keutamaan Latihan Memanah (Terjemahan Tanqihul Qoul bab 29)

اَلْبَابُ التَّاسِعُ وَالْعِشْرُوْنَ 

BAB XXIX

 فِى فَضِيْلَةِ الرَّمْيِ 

Tentang Keutamaan Memanah


 وأخرج مسلم وغيره عن عقبة بن عامر قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو على المنبر يقول – وأعدوا لهم مااستطعتم من قوة – ألا ان القوة الرمى ألا ان القوة الرمى ألا ان القوة الرمى وتكررت هذه الجملة فى الزواجر مرتين وفى بلوغ المرام ثلاثا (تنقيح القول) 
 Imam Muslim memberi keterangan yang bersumber dari sahabat Uqbah bin Amir. Pada suatu ketika sahabat Uqbah bin Amir ra. mendengar Rasulullah Saw. bersabda : “Bersiap-siaplah menghadapi orang-orang kafir dengan mempersiapkan kekuatan yang sekuat-kuatnya. Dan ingatlah yang dimaksud kekuatan itu adalah memanah.” Rasulullah mengulang sabda tersebut sampai tiga kali. Sabda mengenai belajar memanah itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Seperti itulah keterangan dari kitab Az-Zawajir dari Bulughul Maram. (Lihat Keseluruhan Terjemahan Kitab Tanqihul Qaul

Hadits 1
 قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ رَمى سَهْمًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَنْ اَعْتَقَ رَقَبَةً
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang meluncurkan anak panah dalam perang jihad fi sabilillah, maka seperti orang yang memerdekakan budak.”

 (قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَمى سَهْمًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)
 أى فى جهاد الكفار لاعلاء دين الله (كَمَنْ اَعْتَقَ رَقَبَةً) وفى رواية للترمذى والنسائى والحاكم عن أبى نجيح باسناد صحيح من رمى بسهم فى سبيل الله فهو له عدل محرر أى مثل معتق رقبة بكسر العين وقد تفتح ومن بلغ بسهم فهو له درجة فى الجنة وانفرد الحاكم فى رواية هذه الجملة الأخرة (تنقيح القول) 

Imam Tirmidzi, Nasai dan Hakim meriwayatkan dari sahabat Abi Najih r.a dengan sanad yang shahih, jika seseorang meluncurkan panah ketika perang Fisabilillah akan memperoleh pahala yang setara dengan pahala memerdekakan budak dan dirinya akan memperoleh derajat tinggi di surga. Alhasil belajar memanah digunakan untuk memperjuangkan agama itu pahalanya sangat besar. Dan juga belajar memanah digunakan untuk olahraga, sehingga ringan badannya untuk melakukan ibadah, itu termasuk golongan perbuatan yang besar pahalanya. (Tanqihul Qaul

Hadits 2
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلِّمُوْا اَوْلَادَكُمْ السِّيَاحَةَ وَالرَّمَى بِالسَّهْمِ وَالْمَرْأَةَ الْغَزْلَ
Nabi Saw. bersabda : “Ajarkanlah anak-anakmu berenang dan memanah, dan menenun untuk anak-anak perempuan".

 (وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمُوْا اَوْلَادَكُمْ السِّيَاحَةَ)
 بكسر السين أى العوم (وَالرَّمَى بِالسَّهْمِ وَالْمَرْأَةَ المغزل) بكسر الميم أى الغزل بالمغزل ويجوز فتح الميم والزاى على أنه مصدر ميمى فلا حاجة لتقدير المضاف رواه البيهقى عن ابن عمر بن الخطاب قال البيهقى حديث منكر أى وذلك لأن الغزل لاثق بالمرأة والله يجب المؤمن المحترف ويبغض البطال كذا أفاد العزيزى وفى رواية لابن منده وأبى موسى والديلمى عن بكر بن عبد الله بن الربيع الأنصارى باسناد ضعيف علموا أولادكم السباحة والرماية ونعم لهو المؤمنة فى بيتها الغزل واذا دعاك أبواك فأجب أمك أى أوّلا ثم أباك أفاد هذا الحديث أن الأم مقدمة على اللأب فى البر (تنقيح القول) 
Imam Azizi memberi keterangan bahwa sesungguhnya Allah suka sekali terhadap orang yang rajin / terampil dalam bekerja. Dan Allah memberi azab terhadap orang yang tidak mau bekerja. Jadi orang yang malas dan tidak terampil itu di azab oleh Allah. Oleh sebab itu kaum muslimin harus memiliki keterampilan, serta mendidik anak-anaknya supaya menjadi anak yang terampil dan mandiri. Dan Imam Azizi memberi keterangan seperti itu yang dilandasi dengan dasar hadits yang sudah disebutkan. Imam Dailami dan Ibnu Mandah meriwayatkan sebuah hadits dari Bakar bin Abdillah Al- Ansori ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Didiklah anak-anakmu untuk berenang dan memanah, dan sebaiknya pekerjaan seorang perempuan itu dirumah (menenun atau menjahit). Ketika bapak ibumu memanggil maka dahulukan menjawab panggilan dari ibu, baru menjawab panggilannya bapak.” Hadits ini selain memberi keterangan untuk mendidik anak berenang dan memanah, juga memberi keterangan bahwa sesungguhnya ibu itu harus lebih didahulukan baktinya dibandingkan bapak. (Tanqihul Qaul) 

Hadits 3
 وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ اَلرَّمى عَلَى الْغَرَضِ كَالرَّمى عَلَى الْجِهَادِ. 
Nabi Saw. bersabda : “Memanah ke arah sasarannya yang tepat, seperti memanah dalam jihad fi sabilillah.”

 (وَقَالَ صلى الله عَلَيْهِ وسلَمُ اَلرَّمى عَلَى الْغَرَضِ كَالرَّمى عَلَى الْجِهَادِ)
 أى كالرمى على العدوّ فى الجهاد وفى رواية للديلمى عن ابن عمر الرمى خير مالهوتم أى الرمى بالسهام خير مالعبتم به تدريبا للحرب وفى رواية للديلمى عن جابر بن عبد الله باسناد ضعيف علموابنيكم الرمى فانه نكاية العدوّ أى تعليم الرمى بالسهام للأبناء سنة مؤكدة وهو أفضل من الضرب بالسيف كذا أفاد العزيزى (تنقيح القول) 
Belajar (latihan) memanah itu manfaatnya besar sekali, selain untuk keterampilan dan untuk olahraga, juga termasuk mendapat pahala dari Allah. Tidak kalah dengan pahalanya memanah dalam peperangan membela agama Allah. Alhasil, latihan memanah itu pahalanya sama dengan perang Fisabilillah. Imam Dailami memberi keterangan yang bersumber dari sahabat Abdillah Ibnu Umar bin Khatab ra., Rasulullah SAW sudah memberi keterangan bahwa sesungguhnya panah memanah sebaik-baiknya permainan (olahraga). 

Sebab dengan memanah itu, bisa membantu kita serta melatih kita untuk menghadapi musuh yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban. Imam Dailami juga memberi keterangan yang bersumber dari sahabat Jabir bin Abdillah r.a , Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya mengajari anak memanah itu hukumnya sunnah muakad. Lebih utama mendapatkan pahala dibandingkan mengajari anak bela diri dengan mengunakan pedang.” Seperti itulah Imam Azizi memberi keterangan. (Tanqihul Qaul) 

Hadits 4
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَّرُدَّ السَّهْمَ عَلَى الْمَرْمِيِّ مِنَ الْغَرَضَ كَانَ لَهُ بِكُلِّ قَدَمٍ اَجْرُ اِتْقِ رَقَبَةٍ. 
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang mengambil panah dari sasarannya (untuk memanah lagi), maka ia mendapatkan pahala dalam setiap langkahnya seperti memerdekakan budak.” 

Hadits 5
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ التَّعَلُّمِ فَقَدْ تَرَكَ سُنَّةً مِّنْ سُنَّتِيْ
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang meninggalkan memanah setelah belajar (pandai), maka ia termasuk orang yang meninggalkan sunnah dari sunnahku.”

Hadits 6
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ مَنْ عُلِّمَ الرَّمْيَ ثُمَّ تَرَكَهُ فَلَيْسَ مِنَّا
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang pernah dibelajari memanah (pandai), kemudian dia meninggalkannya, maka tidak termasuk golonganku.” 

Hadits 7
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَرَكَ الرَّمَى فَلْيَرْتَمْ
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang lupa cara memanah, maka hendaknya belajar lagi.” 

Hadits 8
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَعَلَّمَ الرَّمَى ثُمَّ تَرَكَهُ فَقَدْ عَصَانِىْ
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang sudah bisa memanah kemudian meninggalkannya, maka ia pun mendurhakaiku.”

 (وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ الرَّمَى)
 أى بالسهام (ثُمَّ تَرَكَهُ فَقَدْ عَصَانِىْ) رواه ابن ماجه عن عقبة بن عامر قال المناوى لأنه حصل له الدفاع عن الدين ونكاية العدوّ فتعين عليه القيام بالجهاد فاذا اعمله حتى جهله فقد فرط فى القيام بما تعين عليه فيأثم وقال بعضهم هذا وعيد شديد فى نسيان الرمى بعد علمه وهو مكروه كراهة شديدة لمن تركه بلا عذر (تنقيح القول) 
Orang yang sudah pandai memanah lalu dirinya tidak mau latihan, itu termasuk berbuat maksiat terhadap Rasulullah, meninggalkan sunnah Rasulullah dan tidak termasuk orang yang taat terhadap Rasulullah. Oleh sebab itu orang yang ahli memanah harus latihan secara rutin, sehingga tidak lupa. Sebab memanah itu dapat digunakan untuk mempertahankan diri serta membela agama dalam peperangan. Oleh sebab itu belajar memanah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muslimin. Pada zaman modern ini bisa diwujudkan dengan bentuk-bentuk olahraga bela diri yang bisa digunakan untuk membela agama. Selain itu memanah juga harus dipelajari. (Tanqihul Qaul) 

Hadits 9
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ رَمَى بِسَهْمٍ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ اَصَابَ أَوْ اَخْطَأَ كَانَ لَهُ اَجْرُ عِطْقِ رَقَبَةٍ
Nabi Saw. bersabda : “Barang siapa yang memanah dalam perang sabilillah, kena atau tidak kena musuh, maka dia mendapat pahala seperti memerdekakan budak.”

 (وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَمَى بِسَهْمٍ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ اَصَابَ أَوْ اَخْطَأَ كَانَ لَهُ اَجْرُ عِطْقِ رَقَبَةٍ)
 وفى الزواجر لابن حجر وصح من شاب شيبة فى الأسلام كانت له نورا يوم القيامة ومن رمى بسهم فى سبيل الله فبلغ العدوّ أولم يبلغه كان له كعتق رقبة ومن أعتق رقبة مؤمنة كانت له فداء من النار عضوا بعضو (تنقيح القول) 

Hadits ini menerangkan sesungguhnya mempertahankan atau memperjuangkan agama Allah SWT itu pahalanya besar sekali. Sama saja perjuangan itu menggunakan fisik atau pikiran. Oleh sebab itu kaum muslimin harus berani jihad Fisabilillah, memerangi kekufuran dan kejahiliyahan (kebodohan). Di dalam kitab Az-zawajir karangan imam Ibnu Khajar diterangkan, sesungguhnya anak muda yang mau mempelajari memanah besok pada hari kiamat akan mendapat cahaya yang bersinar. Dan siapa saja yang meluncurkan panah di dalam peperangan Fisabilillah, walaupun mengenai musuh atau tidak, dirinya akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang memerdekakan budak. Barang siapa yang memerdekakan budak yang mukmin, dia akan diselamatkan dari api neraka. (Tanqihul Qaul) 

Hadits 10
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعَلَّمُوا الرَّمَى فَاِنَّ مَا بَيْنَ الْهَدَفَتَيْنِ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ لِلرَّمَى فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
Nabi Saw. bersabda : “Belajarlah memanah kamu semua, karena sesungguhnya diantara dua sasaran itu ada taman surga bagi pemanah di dalam peperangan di jalan Allah.”

 (وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعَلَّمُوا الرَّمَى فَاِنَّ مَا بَيْنَ الْهَدَفَتَيْنِ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ لِلرَّمَى فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)
 وفى الحديث كل شىء ليس من ذكر الله عز وجل فهو لهو وسهو الا أربع خصال مشى الرجل بين الغرضين وتأديبهفرسه وملاعبته أهله وتعلمه السباحةفى الحديث الصحيح الذى رواه أحمد الخيل ثلاثة فرس يرتبطه الرجل فى سبيل الله عز وجل فثمنه أجر وركوبه أجر وعاريته أجر وفرس يقامر عليه الرجل ويراهن فثمنه وزر وركوبه وزر وفرس للبطنة فعسى أن يكون سدادا من الفقر ان شاء الله تعالى (تنقيح القول) 

Orang yang memanah untuk membela agama Allah SWT itu tidak ada balasan yang paling pantas kecuali dengan dimasukkan ke dalam surga. Oleh sebab itu belajar memanah itu termasuk mendekatkan jalan menuju surga. Di dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda : “Setiap perbuatan selain dzikir kepada Allah itu tidak ada pahalanya kecuali empat perkara : pertama jalannya seorang laki-laki untuk mengambil alat panah yang tertancap di sela-sela panah, kedua mengajari kuda untuk perang, ketiga bercanda dengan istrinya, dan keempat mengajari berenang.” Menurut riwayat Imam Akhmad, kuda (kendaraan) itu ada tiga macam : pertama, kuda yang dipelihara untuk keperluan membela agama Allah (perang fisabilillah). Kuda yang seperti itu harganya, menungganginya, merawatnya (memberi makan) termasuk mendapat pahala dari Allah. Kedua, kuda yang disewakan untuk pameran. Kuda seperti itu harganya, menungganginya, dan merawatnya termasuk dosa. Ketiga, kuda yang dirawat karena takut fakir ( untuk persiapan hidup, sewaktu musim paceklik datang lalu dijual untuk makan), kuda seperti itu dapat mendatangkan kefakiran yang sangat. InsyaAllah . . . (Tanqihul Qaul)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemahan Kitab Tanqihul Qoul

Muqodimah بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والعاقة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين والصلاة والسلام على خير خلقه محمد وعلى آله وصحبه أجمعين Dengan menyebut Nama Allah yang maha Pengasih dan maha Pemurah Segala puji hanya untuk Allah Tuhan seluruh alam semesta, dan akhir yang baik untuk orang-orang yang bertaqwa, dan tidak ada permusuhan kecuali hanya pada orang-orang yang dzolim, Sholawat dan salam Allah semoga tetap terlimpah kepada  makhluk-Nya yang paling utama, yaitu Nabi agung  Muhammad dan kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya. Ammma ba'du..... Aku (pengarang kitab tanqihul qoul) menginginkan mengumpulkan kitab yang memuat tentang hadist hadist Nabi dan Dawuhnya (perkataannya)Sahabat yang di riwayatkan dengan benar dan bisa di percaya (Isnad sohih wastiq) dan aku membuang beberapa Isnad (agar lebih ringkas) an aku menjadikannya 40 bab dan dalam setiap babnya aku isikan 10 hadist. Aku menamakan kitab ini dengan nama " lubabul hadist &qu

Keutamaan Adzan (Tanqihul Qoul Bab 8)

اَلْبَا بُ الثَّا مَنِ فى فضلةِ الاَ ذَا نِ   BAB yang ke 8 pada keutamaan adzan .   قَالَ النَّبِيُّ صَلَََّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اذان لصلاةِ سبعِِ سنينَ محتسباً كتب اللهُ لهُ براةٌُ من النارِ   Bersabda Nabi Solallahu 'alaihi wa sallam: "Siapa yang azan untuk sholat, 7 tahun, ikhlas. Menulis ALLAH untuknya terbebas dari Neraka".   وقَالَ صَلَََّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اذان تنتي عشرة سنةََ وجبت له الجنَّةُ Bersabda Nabi Solallahu 'alaihi wa sallam: "Siapa yang adzan 12 tahun, wajib untuknya Syurga".   وقَالَ صَلَََّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اذان خمس صلواتٍ ايماناً وحتساباًغفرَلهُ ما تقدم من ذنبهِ Bersabda Nabi Solallahu 'alaihi wa sallam: "Siapa yang adzan pada sholat 5 waktu dengan imam dan ikhlas. Diampuni baginya dosanya yang telah lalu".   وقَالَ صَلَََّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثلاثةٌ يعصمهمُ الله تعالى من عذاب القبرِ الشهيدُ والمؤذنُ والمتوفَّ يومَ الجمعةِ Bersabda Nabi Solallah

Keutamaan Ilmu dan Ulama

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولوالعلم قائما بالقسط artinya : "Allah Subhanahu Wata'ala bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia, dan para Malaikat, dan orang-orang yang berpijak pada keadilan dari orang-orang yang ber-ilmu". Dapat dilihat dari firman di atas bahwasanya Allah SWT mengawali kesaksian dengan diriNya sendiri dan yang kedua adalah para Malaikat dan yang ketiga adalah para ahli ilmu, dan hanya makhluk yang mulia derajatnya sajalah yang dapat bersaksi sejajar dengan kesaksian tuhanNya. وقال النبى صلى الله عليه وسلم لابن مسعود رضى الله عنه ياابن مسعود جلوسك ساعة فى مجلس العلم لا تمس قلما ولا تكتب حرفا خير لك من عتق ألف رقبة ، ونظرك إلى وجه العالم خير لك من ألف فرس تصدقت بها فى سبيل الله ، وسلامك على العالم خير لك من عبادة ألف سنة Nabi Muhammad SAW bersabdapada Ibnu Mas'ud RA ( nama beliau adalah Abdulloh, dan dia adalah sahabat setianya Rosululloh, dia bagaikan bantalnya dalam tidur, alas kaki